BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
DEFINISI
Penuaan
adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi
tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
(Constantindes, 1994)
Proses
menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup
manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati
bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu
kecacatan. Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan
tubuh dalam nenghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun
demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses
menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan
lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang
tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang,
fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapain puncak
maupun menurunnya.
B. TEORI-TEORI
PROSES MENUA
1.
TEORI BIOLOGI
Teori
ini berfokus pada proses fisiologi dalam kehidupan seseorang dari lahir sampai
meninggal. Perubahan pada tubuh dapat secara independen atau dapat dipengaruhi
oleh faktor luar yang bersifat patologis. Teori biologi dapat dibagi menjadi 2
bagian yaitu :
1) Teori
stakostik/ Stochastic Theories
Bahwa
penuaan merupakan suatu kejadian yang terjadi secara acak/ random dan akumulasi
setiap waktu.
2
Teori
ini terdiri dari :
a. Error Theory
Teori
kesalahan didasarkan pada gagasan di mana kesalahan dapat terjadi di dalam
rekaman sintese DNA. kesalahan ini diabadikan dan secepatnya didorong kearah
sistem yang tidak berfungsi di tingkatan yang optimal.
Jika
proses transkripsi dari DNA terganggu maka akan mempengaruhi suatu sel dan akan
terjadi penuaan yang berakibat pada kematian.
b. Free Radical Theory/ teori
radikal bebas
Teori
ini menyatakan bahwa penuaan disebabkan akumulasi kerusakan ireversibel akibat
senyawa pengoksidan. Radikal bebas adalah produk metabolisme selular yang
merupakan bagian molekul yang sagat reaktif. Molekul ini mempunyai muatan ekstraselular
kuat yang dapat menciptakan reaksi dengan protein, mengubah bentuk dan sifatnya
; molekul ini juga dapat bereaksi dengan lipid yang berada dalam membran sel,
mempengaruhi permeabilitasnya, atau dapat berikatan dengan organel sel lainnya.
Proses
metabolisme oksigen diperkirakan menjadi sumber radikal bebas terbesar, secara
spesifik, oksidasi lemak, protein dan karbohidrat dalam tubuh menyebabkan
formasi radikal bebas. Polutan lingkungan merupakan sumber eksternal radikal
bebas.
c. Cross-Linkage Theory
Teori
ini seperti protein yang metabolisme tidak normal sehingga banyak produksi
sampah didalam sel dan kinerja jaringan tidak dapat efektif dan efisien.
d. Wear and Tear Theory
Teori
ini mengatakan bahwa manusia diibaratkan seperti mesin. Sehingga perlu adanya
perawatan. Dan penuaan merupakan hasil dari penggunaan.
2) TEORI
NONSTOKASTIK/NonStochastic Theorie
Proses
penuaan disesuaikan menurut waktu tertentu.
a. Programmed Theory
Pembelahan
sel dibatasi oleh waktu, sehingga suatu saat tidak dapat regenerasi kembali.
3
b. Immunity Theory
Kemampuan
sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun demikian,
kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel
darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan.
Mutasi
yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan system imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Mutasi
somatic menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal
ini dapat menyebabkan system imun tubuh mengalami perubahan, dan dapat dianggap
sebagai sel asing.
Hal
inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun. Dilain pihak, system
imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses penuaan
dan daya serangnya terhadap sel kanker mengalami penurunan.
2.
TEORI PSIKOLOGIS (PSYCHOLOGIC THEORIES
AGING )
Teori
ini akan menjelaskan bagaimana seseorang berespon pada tugas perkembangannya.
Pada dasarnya perkembangan seseorang akan terus berjalan meskipun orang tersebut
telah menua.
1) Teori
Hierarki Kebutuhan Manusia Maslow (Maslow’s Hierarchy of Human Needs)
Dari hierarki Maslow kebutuhan dasar menusia dibagi dalam lima
tingkatan dari mulai yang terendah kebutuhan fisiologi, rasa aman, kasih
sayang, harga diri sampai pada yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri.
Seseorang akan memenuhi kebutuhan tersebut dari mulai tingkat yang paling
rendah menuju ke tingkat yang paling tinggi.
Menurut
Maslow semakin tua usia individu maka individu tersebut akan mulai berusaha mencapai
aktualisasi dirinya. Jika individu telah mencapai aktualisasi diri maka
individu tersebut telah mencapai kedewasaan dan kematangan dengan semua sifat
yang ada di dalamnya; otonomi, kreatif, independent dan hubungan interpersonal
yang positif.
4
2) Teori
Individualisme Jung (Jung’s Theory of Individualism)
Menurut
Carl Jung sifat dasar menusia terbagi menjadi dua yaitu ekstrovert dan
introvert. Individu yang telah mencapai lansia dia akan cenderung introvert,
dia lebih suka menyendiri seperti bernostalgia tentang masa lalunya.
Menua
yang sukses adalah jika dia bisa menyeimbangkan antari sisi introvertnya dengan
sisi ekstrovertnya namun lebih condong kearah introvert. Dia tidak hanya senang
dengan dunianya sendiri tapi juga terkadang dia ekstrovert juga melihat orang
lain dan bergantung pada mereka.
3) Teori
Delapan Tingkat Perkembangan Erikson (Erikson’s Eight Stages of Life)
Menurut Erikson tugas perkembangan terakhir yang harus dicapai
individu adalah ego integrity vs disapear. Jika individu tersebut sukses
mencapai tugas ini maka dia akan berkembang menjadi individu yang arif dan
bijaksana (menerima dirinya apa adanya, merasa hidup penuh arti, menjadi lansia
yang bertanggung jawab dan kehidupannya berhasil). Namun jika individu tersebut
gagal mencapai tahap ini maka dia akan hidup penuh dengan keputusasaan (lansia
takut mati, penyesalan diri, merasakan kegetiran dan merasa terlambat untuk
memperbaiki diri).
4) Optimalisasi
Selektif dengan Kompensasi (Selective Optimization with Compensation)
Menurut
teori ini, kompensasi terhadap penurunan tubuh ada 3 elemen yaitu :
a. Seleksi.
Adanya
penurunan dari fungsi tubuh karena proses penuaan maka mau tidak mau harus ada
peningkatan pembatasan terhadap aktivitas sehari-hari.
b. Optimalisasi.
Lansia
tetap menoptimalkan kemampuan yang masih dia punya guna meningkatkan
kehidupannya.
c. Kompensasi.
Aktivitas-aktivitas
yang sudah tidak dapat dijalakan arena proses penuaan diganti dengan
aktifitas-aktifitas lain yang mungkin bisa dilakukan dan bermanfaat bagi
alnsia.
5
3.
TEORI KULTURAL
Ahli antropologi menjelaskan bahwa tempat kelahiran seseorang
berpengaruh pada budaya yang dianut oleh seseorang. Hal ini juga dipercaya
bahwa kaum tua tidak dapat mengabaikan sosial budaya mereka. Jika hal ini benar
maka status tua dalam perbedaan sosial dapat dijelaskan oleh sejarah
kepercayaan dan tradisi.
Blakemore dan Boneham yang melakukan penelitian pada kelompok tua
di Asia dan Afro – Caribbean menjelaskan bahwa kaum tua merupakan komunitas
yang minoritas yang dapat menjamin keutuhan etnik, ras dan budaya. Sedangkan
Salmon menjelaskan tentang konsep “ Double Jeoparoly “ yang
digunakan untuk karakteristik pada penuaan.
Penelitian umum pada kelompok Afrika – Amerika dan Mexican
American yaitu jika budaya membantu umtuk menjelaskan karakteristik penuaan,
maka hal ini merupakan tuntutan untuk dapat digunakan dalam pemeriksaan lebih
lanjut.
Budaya adalah attitude, perasaan, nilai , dan kepercayaan yang
terdapat pada suatu daerah atau yang dianut oleh sekelompok orang kaum tua ,
yang merupakan kelompok minoritas yang memiliki kekuatan atau pengaruh pada
nilai budaya.Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa budaya yang dimiliki
seseorang sejak lahir akan tetap dipertahankan sampai tua. Bahkan mempengaruhi
orang – orang disekitaryauntuk mengikuti budaya tersebut sehingga tercipta
kelestarian budaya.
4.
TEORI SPIRITUAL
Pada
dasarnya, ketika seseorang menjadi tua akan menjadi :
- Menjauhkan diri dari hawa nafsu
duniawi
- Melaksanakan amanah agama yang
dianut, dengan berdoa demi kententraman hidup pribadi dan orang lain
- Menuju penyempurnaan diri dan
mengarah pada pencerahan atau pemenuhan diri untuk dapat mengarah pada
kemanunggalan dengan Illahi
Melalui
pengalaman hidup, setiap orang akan berupaya menjadi lebih arif dan akan
mengembangkan dirinya ke labih yang berarti : melalui prestasi yang diraihnya
di kala muda, seseorang akan berupaya meraih nilai-nilai luhur di hari tua –
khususnya keserasian hidup dengan lingkungannnya.
6
Kegiatan-kegiatan
yang bisa dilakukan oleh usia lanjut sebagai upaya dalam meniti dan meningkatkan
taraf kehidupan spiritual yang baik antara lain :
1. Mendalami
kitab suci sesuai agama masing-masing supaya kekurangan dan kesalahan yang
sudah dilakukan dapat diperbaiki
2. Melakukan
latihan meditasi
3. Berdoa
untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan YME, dengan berani dan
terbuka mengakui kesalahan dan melakukan pertaubatan
4. Kotemplasi,
pelibatan diri dalam kondisi dan situasi yang sesuai dengan kitab suci dan
diaplikasikan dalam kehidupan masa kini
Kegiatan-kegiatan
di atas tersebut menyiapkan usia lanjut untuk kembali secara sempurna dan utuh
ke pangkuan Illahi.
- BATASAN LANJUT USIA
Beberapa
pendapat mengenai batasan umur lansia :
1. MENURUT ORGANISASI KESEHATAN DUNIA
Lanjut
usia meliputi :
a. Usia
pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b. Lanjut
usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun
c. Lanjut
usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun
d. Usia
sangat tua (very old) = diatas 90 tahun
2. MENURUT
BIRREN AND JENNER(1997)
membedakan
usia menjadi tiga :
a. Usia
biologis
Yang
menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan
hidup dan mati
b. Usia
psikologis
Yang
menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian
kepada situasi yang dihadapinya.
c. Usia
sosial
Yang
menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada
seseorang sebungan dengan usianya.
7
- FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KETUAAN
Meliputi
:
1. hereditas
= keturunan / genetic
2. nutrisi
= makanan
3. status
kesehatan
4. pengalaman
hidup
5. lingkungan
6. stress
- PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG
TERJADI PADA LANJUT USIA
1.
Perubahan-perubahan fisik
a.
Sel
1) Lebih
sedikit jumlahnya
2) Lebih
besar ukurannya
3) Berkurangnya
jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler
4) Menurunnya
proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
5) Jumlah
sel otak menurun.
6) Terganggunya
mekanisme perbaikan sel
7) Otak
menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
b.
Sistem persarafan
1) Berat
otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya)
2) Cepatnyan
menurun hubungan persarafan
3) Lambat
dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
4) Mengecilnya
saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya
saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya dengan ketahanan terhadap dingin.
5) Kurang
sensitif terhadap sentuhan
8
c.
Sistem pendengaran
1) Presbiakusis
(gangguan pada pendengaran).
Hilangnya
kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara
atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata,
50% terjadi pada usia diatas 60 tahun
2) Membran
timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
3) Terjadi
pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya keratin.
4) Pendengaran
bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.
d.
Sistem penglihatan
1) Sfingter
pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar.
2) Kornea
lebih berbentuk sferis (bola)
3) Lensa
lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan
penglihatan.
4) Meningkatnya
ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan
susah melihat dalam cahaya gelap
5) Hilangnya
daya akomodasi
6) Menurunnya
lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.
7) Berkurangnya
daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
e.
Sistem kardiovaskuler
1) Elastisitas
dinding aorta menurun
2) Katup
jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan
jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumut 20 tahun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
9
4) Kehilangan
elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
5) Tekanan
darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah
perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
f.
Sistem pengtaturan temperatur tubuh
Pada
sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat,
yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang
mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain :
1) Temperatur
tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik 35o ini akibat metabolisme yang
menurun
2) Keterbatasan
refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga
terjadi rendahnya aktivitas otot.
g.
Sistem respirasi
1) Otot-otot
pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
2) Menurunnya
aktivitas dari silia
3) Paru-paru
kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas menjadi berat,
kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun
4) Alveoli
ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
5) O2
pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
6) CO2
pada arteri tidak berganti
7) Kemampuan
untuk batuk berkurang
8) Kemampuan
pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring degan
bertambahnya usia.
10
h.
Sistem gastrointestinal
1) Kehilangan
gigi
penyebab
utama adalah Periodental disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun,
penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera
pengecap menurun
adanya
iritasi yang kronis, dari selaput lendir, atropi indera pengecap (80%),
hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa
asin, asam, dan pahit.
3) Eofagus
melebar
4) Lambung
rasa
lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun, waktu
mengosongkan menurun.
5) Peristaltik
lemah dan biasanya timbul konstipasi
6) Fungsi
absobsi melemah (daya absobsi terganggu)
7) Hepar
(hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran
darah.
i.
Sistem reproduksi
1) Menciutnya
ovari dan uterus
2) Atrofi
payudara
3) Pada
laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun adanya penurunan
secara beransur-ansur
4) Dorongan
seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi keksehatan baik),
yaitu :
a. Kehidupan
seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
b. Hubungan
seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual
c. Tidak
perlu cemas karena merupakan perubahan alami
d. Selaput
lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang,
reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna.
11
j.
Sistem genito urinaria
1) Ginjal
merupaan
alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk
ke ginjal, disaring oleh satuan unit terkecil dari ginjal yang disebut nefron
(tepatnya di glumerulus, kemudia mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurang
kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten uria.
2) Vesika
urinaria (kandung kemih)
otot-ototnya
menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi
buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan sehingga
meningkatkan retensi urine.
3) Pembesaran
prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun
4) Atrofi
vulva
k.
Sistem endokrin
1) Produksi
hampir semua hormon menurun
2) Fungsi
paratiroid dan sekresinya tidak berubah
3) Pituitari;
hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan hanya dalam
pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH.
4) Menurunnya
aktifitas tiroid, BMR menurun.
l.
Sistem kulit
1) Kulit
mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
2) Kulit
kasar dan bersisik,
3) Mekanisme
proteksi kulit menurun
a. Produksi
serum menurun
b. Gangguan
pigmentasi kulit
4) Kulit
kepala dan rambut menipis
5) Kelenjar
keringat berkurang jumlahnya
12
m. Sistem
muskuloskeletal
1) Tulang
kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
2) Kifosis
3) Discus
intervertebralis menipis dan menjadi pendek
4) Persendian
membesar dan menjadi pendek
5) Tendon
mengerut dan mengalami skelrosis
n.
Perubahan mental
Faktor
yang mempengaruhi perubahan mental
1) Perubahan
fisik, organ perasa
2) Kesehatan
umum
3) Tingkat
pendidikan
4) Keturunan
5) Lingkungan
6) Momory : jangka panjang (*berhari-hari yang lalu)
mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan buruk
7) Intelegency : tidak berubah dengan informasi
matematik dan perkataan verbal.
8) Berkurangnya
keterampilan psikomotor.
- ASPEK PSIKOLOGIS AKIBAT LANJUT
USIA
Aspek
psikologis pada lansia tidak dapat berlangsung tampak. Salah satu pengertian
yang umum tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan memori dan
kecerdasan mental yang kurang.
Penelitian
tentang kemampuan aspek kognitif dan kemampuan memori pada lansia dalam
kelompok dan kemampuan mereka untuk memcahkan masalah, ternyata tidak mendukung
gambaran diatas. Adalah benar bahwa banyak lansia mempunyai cara berbeda dalam
memecahkan masalah, bahkan mereka dapat melakukannya dengan baik walaupun kondisinya
menurun. Akan tetapi, juga terdapat bukti bahwa lansia mengalami kemunduran
mental yang substansil atau luas.
13
- PERUBAHAN-PERUBAHAN PSIKOSOSIAL
1. Pensiun
Nilai
seseorang sering di ukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaaan . Bila seseorang pensiun ( purna tugas ) , ia akan
mengalami kehilangan-kehilangan,antara lain:
a. kehilalngan
financial ( income berkurang )
b. kehilangan
status ( dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan
fasilitasnya )
c. kehilangan
teman / kenalan atau relasi
d. kehilangan
Pekerjaan atau kegiatan
e. Merasakan
atau sadar akan kematian ( sense of awareness of mortality )
f. Perubahan
dalam cara hidup, yaitu measuring rumah perawatan bergerak lebih sempit
g. Ekonomi
akkibat pemberhentian dari jabatan ( economic deprivation ) Meningkatnya biaya
hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan.
h. Penyakit
kronis dan ketidak mampuan
i. Gangguan
syaraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian
j. Gangguan
gizi
k. Rangkaian
dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan family
l. Hilangnya
kekuatan dan ketegapan fisik perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep
diri.
m. Agama
atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970)
n. Lansia
makin matur dalam kehidupan keagamaannya , hal ini terlihat dalam berfikir dan
bertindak dalam sehari-hari .( Murray dan Zentner, 1970 )
o. Perkembangan
spiritual pada usia 70 tahun menu rut folwer ( 1978 ), universalizing,
perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah brisker dan bertindak dengan
cara memberikan contoh cacra manicotti dan keadilan.
14
- KEPERIBADIAN, INTELEGENSIA, DAN SIKAP
Meskipon sulit untuk mendefenisikan dan mengukur keperibadian,
namun upaya ini tetap dilakukan untuk mengubah sedikit pemikiran tentang
lansia. Walaupun mengalami kontroversi, tes intelegensia dengan jelas
memperlihatkan adanya penurunan kecerdasan pada lansia. Hal ini tidak
diungkapkan secara signifikan dan bahkan mungkin tidak berpengaruh secara nyata
terhadap kehidupan lansia. Sikapnya tentu berbeda dengan sering bertentangan
dengan sikap generasi yang lebih muda. Semua kelompok lansia sering kali
mempertahankan sikap yang kuat, sehingga sikapnya lebih stabil dan sedikit
sulit untuk berubah. Satu hal pada lansia yang diketahui sedikit berbeda dari
orang yang lebih muda yaitu sikap mereka terhadap kematian. Hal ini menunjukkan
bahwa lansia cenderung tidak terlalu takut terhadap konsep dan realitas
kematian. Hal ini mungkin merupakan suatu gambaran adaptif pada penuaan.
I.
KARAKTERISTIK
PENYAKIT LANSIA DI INDONESIA
a. Penyakit
persendian dan tulang, misalnya rheumatik, osteoporosis, osteoartritis
b. Penyakit
Kardiovaskuler. Misalnya: hipertensi, kholesterolemia, angina, cardiac attack,
stroke, trigliserida tinggi, anemia, PJK
c. Penyakit
Pencernaan yaitu gastritis, ulcus pepticum
d. Penyakit
Urogenital. Seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK), Gagal Ginjal Akut/Kronis,
Benigna Prostat Hiperplasia
e. Penyakit
Metabolik/endokrin. Misalnya; Diabetes mellitus, obesitas
f. Penyakit
Pernafasan. Misalnya asma, TB paru
g. Penyakit
Keganasan, misalnya; carsinoma/ kanker
h. Penyakit
lainnya. Antara lain; senilis/pikun/dimensia, alzeimer, parkinson, dsb
- PENYAKIT YANG SERING TERJADI PADA LANSIA
Penampilan penyakit
pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa
muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari
kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat berthan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
15
Demikian juga,
masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa,
yang menurut Kane dan Ouslander sering disebut dengan istilah 14 I, yaitu immobility
(kurang bergerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah
jatuh), incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar),
intellectual impairment (gangguan intelektual/dementia), infection (infeksi),
impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence,
skin integrity (gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit),
impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang gizi),
impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat
obat-obatan), insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh
yang menurun), impotence (impotensi).
Masalah
kesehatan utama tersebut di atas yang sering terjadi pada lansia perlu dikenal
dan dimengerti oleh siapa saja yang banyak berhubungan dengan perawatan lansia
agar dapat memberikan perawatan untuk mencapai derajat kesehatan yang
seoptimal mungkin. Beberapa penyakit yang sering diderita lansia adalah sebagai
berikut :
a) Hipertensi Pada
Lanjut Usia
- Pengertian
Hipertensi dicirikan dengan
peningkatan tekanan darah diastolik dan
sistolik yang intermiten atau menetap.
Pengukuran tekanan darah serial 150/95
mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan
hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager
, 2008). Hipertensi lanjut usia dibedakan menjadi dua hipertensi dengan
peningkatan sistolik dan diastolik dijumpai pada usia pertengahan hipertensi
sistolik pada usia diatas 65 tahun. Tekanan diastolik meningkat usia
sebelum 60 tahun dan menurun sesudah usia 60 tahun tekanan sistolik meningkat
dengan bertambahnya usia.
Hipertensi menjadi masalah pada usia
lanjut karena sering ditemukan menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit
koroner. Lebih dari separuh kematian diatas usia 60 tahun disebabkan oleh
penyakit jantung dan serebrovaskuler. Hipertensi pada usia lanjut dibedakan
atas:
a)
Hipertensi pada tekanan sistolik
sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau
tekanan sistolik sama atau lebih 90 mmHg
b)
Hipertensi sistolik terisolasi
tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg (Nugroho,2008).
Dari uraian diatas disimpulkan bahwa
hipertensi lanjut usia dipengaruhi oleh
faktor usia.
16
- Pembagian
Hipertensi
Hipertensi diklasifikasikan 2 tipe
penyebab :
a.
Hipertensi esensial (primer atau
idiopatik)
Penyebab pasti masih belum
diketahui. Riwayat keluarga obesitas diit tinggi natrium lemak jenuh dan
penuaan adalah faktor pendukung.
b.
Hipertensi sekunder akibat penyakit
ginjal atau penyebab yang terindentifikasi lainya ( Stockslager , 2008).
- Patofisiologi Hipertensi Lanjut Usia
Mekanisme dasar peningkatan tekanan
sistolik sejalan dengan peningkatan usia terjadinya penurunan elastisitas dan
kemampuan meregang pada arteri besar. Tekanan aorta meningkat sangat tinggi
dengan penambahan volume intravaskuler yang sedikit menunjukan kekakuan
pembuluh darah pada lanjut usia. Secara
hemodinamik hipertensi sistolik ditandai penurunan kelenturan pembuluh arteri
besar resistensi perifer yang tinggi pengisian diastolik abnormal dan bertambah
masa ventrikel kiri.
Penurunan volume darah dan output
jantung disertai kekakuan arteri besar menyebabkan penurunan tekanan diastolik.
Lanjut usia dengan hipertensi sistolik dan diastolik output jantung, volume
intravaskuler, aliran darah keginjal aktivitas plasma renin yang lebih rendah
dan resistensi perifer. Perubahan aktivitas
sistem syaraf simpatik dengan bertambahnya norepinephrin menyebabkan
penurunan tingkat kepekaan sistem reseptor beta adrenergik pada sehingga
berakibat penurunan fungsi relaksasi otot pembuluh darah. Lanjut usia mengalami
kerusakan struktural dan fungsional pada arteri besar yang membawa darah dari
jantung menyebabkan semakin parahnya pengerasan pembuluh darah dan tingginya
tekanan darah.
- Faktor-faktor
yang mempengaruhi hipertensi pada lanjut usia
a.
Penurunanya kadar renin karena
menurunya jumlah nefron akibat proses menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulus
vitiosus: hipertensi glomerelo-sklerosis-hipertensi yang berlangsung terus
menerus.
b.
Peningkatan sensitivitas terhadap
asupan natrium.
Dengan bertambahnya usia semakin
sensitif terhadap peningkatan atau penurunan kadar natrium.
c.
Penurunan elastisitas pembuluh darah
perifer
akibat proses menua akan
meningkatakan resistensi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan hipertensi sistolik.
d.
Perubahan ateromatous
akibat proses menua menyebabkan
disfungsi endotel yang berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan subtansi
kimiawi lain yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di tubulus ginjal,
meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah perifer dan keadaan lain
berhubungan dengan kenaikan tekanan darah.
17
b) Aterosklerosis (gagal
jantung)
adalah suatu penyakit yang menyerang
pembuluh darah besar maupun kecil dan ditandai oleh kelainan fungsi endotelial,
radang vaskuler dan pembentukan lipid, kolesterol, zat kapur, bekas luka
vaskuler di dalam dinding pembuluh intima. Aterosklerosis berasal dari kata athero
dalam bahasa Yunani (athera) suatu bentuk gabung yang menunjukan
degenerasi lemak atau hubungan dengan atheroma yang bisa juga berdampak pda fungsi otak untuk mengontrol
aktivitas tubuh. Sedangkan skelosis dalam bahasa Yunani adalah indurasi
dan pengerasan, Seperti pengerasan sebagian peradangan, pembentukan jaringan
ikat atau meningkat atau penyakit zat inersisial.
Aterosklerosis berawal dari
penumpukan kolesterol terutama ester kolesterol-LDL (lipoprotein densitas
rendah) di dinding arteri. LDL secara normal bisa masuk dan keluar dari dinding
arteri lewat endotel. Masuknya lipoprotein ke lapisan dalam dinding pembuluh
darah meningkat seiring tingginya jumlah lipoprotein dalam plasma (hiperlipidemia),
ukuran lipoprotein dan tekanan darah (hipertensi). Peningkatan semua itu akan
meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah, sehingga lipoprotein dan
ester kolesterol mengendap di dinding arteri.Gangguan fungsi lapisan dinding
pembuluh darah ini menjadi awal proses aterosklerosis dan mendorong mekanisme
inflamasi serta infeksi.
Manifestasi klinik dari proses
aterosklerosis kompleks adalah pegal – pegal, kesemutan, penyakit jantung
koroner, stroke bahkan kematian.
c)
Osteo
Artritis (OA)
OA
adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan biologik yang
mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan perkapuran. OA
merupakan penyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut, yang dipertinggi
risikonya karena trauma, penggunaan sendi berulang dan obesitas.
d)
Osteoporosis
Osteoporosis
merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa atau kepadatan tulang
berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk pada percepatan
kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah menopause, sedangkan tipe
II adalah hilangnya masa tulang pada usia lanjut karena terganggunya produksi
vitamin D.
18
e)
Diabetes
Mellitus
Sekitar
50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula darah masih
tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat berkembang menjadi
diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas atau sama dengan 200
mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas 126 mg/dl. Obesitas, pola
makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut mempertinggi risiko DM.
Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75 tahun menderita DM.
Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar, banyak berkemih, mudah lelah,
berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa, dan luka yang lambat
sembuh.
f)
Dimensia
Merupakan
kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi intelektual dan daya
ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan
sehari-hari. Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi pada
usia lanjut. Adanya riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit vaskular/pembuluh
darah (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi), trauma kepala merupakan faktor
risiko terjadinya demensia. Demensia juga kerap terjadi pada wanita dan
individu dengan pendidikan rendah.
g)
Penyakit
jantung koroner
Penyempitan
pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung terganggu. Gejala
umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga kebingungan.
h)
Kanker
Kanker
merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel mengalami
perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat. Sel yang
berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi
menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami beberapa
tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari keadaan awal
(kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit
jantung. Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua pertiga kasus kanker
terjadi di atas us
19
i) Kurang bergerak
gangguan fisik, jiwa, dan faktor
lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling
sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit
jantung dan pembuluh darah.
j) Instabilitas
penyebab terjatuh pada lansia dapat
berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan dengan keadaan tubuh penderita)
baik karena proses menua, penyakit maupun faktor ekstrinsik (hal-hal yang
berasal dari luar tubuh) seperti obat-obat tertentu dan faktor lingkungan.
Akibat yang paling sering dari
terjatuh pada lansia adalah kerusakan bahagian tertentu dari tubuh yang
mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena
air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain daripada itu,
terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya.
Walaupun sebahagian lansia yang
terjatuh tidak sampai menyebabkan kematian atau gangguan fisik yang berat,
tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan merupakan peristiwa yang ringan.
Terjatuh pada lansia dapat
menyebabkan gangguan psikologik berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut
akan terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut
berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.
k) Beser
beser buang air kecil (bak)
merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada lansia, yaitu keluarnya
air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibatkan
masalah kesehatan atau sosial. Beser bak merupakan masalah yang seringkali dianggap
wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki
terjadi baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya.
Akibatnya timbul berbagai masalah,
baik masalah kesehatan maupun sosial, yang kesemuanya akan memperburuk kualitas
hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak sering mengurangi minum
dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat menyebabkan
lansia kekurangan cairan dan juga berkurangnya kemampuan kandung kemih. Beser
bak sering pula disertai dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan
memperberat keluhan beser bak tadi.
20
l) Gangguan intelektual
merupakan kumpulan gejala klinik
yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga
menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari.
Kejadian ini meningkat dengan cepat
mulai usia 60 sampai 85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari 5 % lansia yang
berusia 60-74 tahun mengalami dementia (kepikunan berat) sedangkan pada usia
setelah 85 tahun kejadian ini meningkat mendekati 50 %. Salah satu hal yang
dapat menyebabkan gangguan interlektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan
dengan gangguan intelektual lainnya.
m) Infeksi
merupakan salah satu masalah
kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering didapati, juga gejala
tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di dalam diagnosis
dan pengobatan serta risiko menjadi fatal meningkat pula.
Beberapa faktor risiko yang
menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan
tubuh:yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya
beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan tubuh
yang sangat berkurang. Selain daripada itu, faktor lingkungan, jumlah dan
keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.
n) Gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit
akibat prosesd menua semua
pancaindera berkurang fungsinya, demikian juga gangguan pada otak, saraf dan
otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkn terganggunya
komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan
trauma yang minimal.
o) Sulit buang air besar (konstipasi)
beberapa faktor yang mempermudah
terjadinya konstipasi, seperti kurangnya gerakan fisik, makanan yang kurang
sekali mengandung serat, kurang minum, akibat pemberian obat-obat tertentu dan
lain-lain.
Akibatnya, pengosongan isi usus
menjadi sulit terjadi atau isi usus menjadi tertahan. Pada konstipasi, kotoran
di dalam usus menjadi keras dan kering, dan pada keadaan yang berat dapat
terjadi akibat yang lebih berat berupa penyumbatan pada usus disertai rasa
sakit pada daerah perut.
21
p) Depresi
perubahan status sosial,
bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial serta
perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya
depresi pada lansia.
Gejala-gejala depresi dapat berupa
perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa kesepian, tidur
terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya
aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang,
sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatian, kurangnya minat, hilangnya
kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa rendah diri,
harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa bersalah dan tidak berguna,
tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan gejala-gejala fisik lainnya.
Akan tetapi pada lansia sering
timbul depresi terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja
seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan
pencernaan dan lain-lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas.
q) Kurang gizi
kekurangan gizi pada lansia dapat
disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan. Faktor lingkungan
dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi sosial
(terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera, kemiskinan,
hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru
kehilangan pasangan hidup, sedangkan faktor kondisi kesehatan berupa penyakit
fisik, mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan dan lain-lain.
r) Tidak punya uang
dengan semakin bertambahnya usia
maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara perlahan-lahan, yang
menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan
pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan.
Untuk dapat menikmati masa tua yang
bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu :memiliki uang yang
diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai peranan di dalam menjalani
masa tuanya.
s) Penyakit akibat obat-obatan
salah satu yang sering didapati pada
lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan
obat yang lebih banyak, apalagi sebahagian lansia sering menggunakan obat dalam
jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya
penyakit akibat pemakaian obat-obat yaqng digunakan.
22
t) Gangguan tidur
dua proses normal yang paling
penting di dalam kehidupan manusia adalah makan dan tidur. Walaupun keduanya
sangat penting akan tetapi karena sangat rutin maka kita sering melupakan akan
proses itu dan baru setelah adanya gangguan pada kedua proses tersebut maka
kita ingat akan pentingnya kedua keadaan ini.
Jadi dalam keadaan normal (sehat)
maka pada umumnya manusia dapat menikmati makan enak dan tidur nyenyak.
Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh para lansia,
yakni sulit untuk masuk dalam proses tidur. tidurnya tidak dalam dan
mudah terbangun, tidurnya banyak mimpi, jika terbangun sukar tidur
kembali, terbangun dinihari, lesu setelah bangun dipagi hari.
u) Daya tahan tubuh yang menurun
daya tahan tubuh yang menurun pada
lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan bertambahnya
umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses
menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang
sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut)
dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang. Demikian juga
penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi
organ-organ tubuh dan lain-lain.
v) Impotensi
merupakan ketidakmampuan untuk
mencapai dan atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan sanggama
yang memuaskan yang terjadi paling sedikit 3 bulan. Menurut Massachusetts Male
Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan pada pria usia 40-70 tahun
yang diwawancarai ternyata 52 % menderita disfungsi ereksi, yang terdiri dari
disfungsi ereksi total 10 %, disfungsi ereksi sedang 25 % dan minimal 17 %.
Penyebab disfungsi ereksi pada
lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya
kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik karena proses
menua maupun penyakit, dan juga berkurangnya sel-sel otot polos yang terdapat
pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap
rangsangan.
23
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penuaan
adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi
tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Adapun batasan-batasan Lansia yaitu Usia
pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun, Lanjut usia
(elderly) = antara 60 dan 74 tahun, Lanjut
usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun, Usia
sangat tua (very old) = diatas 90 tahun. Dan banyak sekali penyakit pada usia
lanjut jadi di sarankan untuk tetap menjaga kondisi tubuh dengan cara hidup
sehat serta memperbanyak minum air putih karena bisa menghambat radikal bebas
masuk ke dalam tubuh terutama untuk lansia.
B.
Saran
Dalam makalah ini kami menyarankan pada pembaca
untuk Selalu menjaga pola makan dan hidup sehat serta Olahraga yang teratur supaya pada usia lanjut
tidak terjadi penyakit-penyakit yang tidak di inginkan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Carol
A, Miller. 1999. Nursing Care Of Older Adult. Lippincott :
Philadelphia
Hardywinoto, setiabudi tony. 1999. Panduan Gerontology
Tinjauan Dari Berbagai Aspek. PT. persada utamatirta lestari : Jakarta
Perry, Potter.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, Praktik. Edisi 4. Jakarta . EGC
Setiabudi, Toni.dkk.1999. Panduan Gerontologi Tinjauan
Dari Berbagai Aspek Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia.
Jakarta : Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar