Konsep Dasar tentang Stress
1. Stres
1.1. Pengertian Stres
Stres adalah keadaan yang disebabkan
oleh adanya tuntutan internal maupun eksternal (stimulus) yang dapat
membahanyakan, tak terkendali atau melebihi kemampuan individu sehingga
individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun psikologis (respon) dan
melakukan usaha-usaha penyusuaian diri terhadap situasi tersebut (proses).
Skala adaptasi stres Perubahan Hidup Holmes dan Rahe adalah skala yang
digunakan untuk mengukur tingkat stres pada individu yang terdiri dari 31
peristiwa perubahan hidup yang dialami selama 1 tahun.Penilaian yang dilakukan
dengan seoring.
Skor > 150 menunjukkan adanya
stres dan skor < 150 menujukkan tidak adanya stres (Al Banjary, 2009)
Stres adalah respons tubuh yang tidak
spesifik terhadap setiap kebutuhan yang terganggu, suatu penomena universal
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari, setiap
orang mengalaminya, stres member dampak secara total pada individu yang
terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual, stress dapat
mengancam keseimbangan fisiologis (Rasmus, 2004), .
Yang dimaksud dengan stress (Hans Selye)
adalah respons tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban
atasnya. Misalnya bagaimana respons tubuh seseorang manakala yang bersangkutan
mengalami beban pekerjaan yang berlebihan. Bila ia sanggup sanggup mengatasinya
artinya tidak ada gangguan pada fungsi organ tubuh, maka dikatakan yang
bersangkutan tidak mengalami stress. Tetapi sebaliknya bila ternyata ia
mengalami gangguan pada satu atau lebih oraga tubuh sehingga yang bersangkutan
tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut
mengalami distress .
1.2.Penggolongan Stres
Apabila ditijau dari penyebab stress, dapat digolongkan sebagai berikut
:
a) Stres
Fisik, disebabkan oleh suhu atau temperature yang terlalu tinggi atau rendah,
suara amat bising, sinar yang terlalu
terang, atau tersengat arus listrik.
b) Stres
Kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormone,
atau gas.
c) Stres
Mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan
penyakit.
d) Stres
Fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau
sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
e) Stres
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada masa bayi hingga tua.
f) Stres
Psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial,
budaya, atau keamanan menurut. (Sunaryo, 2004)
Adapun menurut Brench Grad (2000), stress ditinjau dari penyebabnya
hanya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam
kehidupan, seperti kematian, percerian, pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.
b. Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil
sehari-hari, sperti pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa
yang akan dimakan, dan antri.
Menurut Maramis(1999) ada 4 sumber atau penyebab stress
psikologis,yaitu :
a) frustasi
timbul akibat kegagalan dalam
mencapai tujuan karena ada aral melintang. Frustasi ada yang bersifat intrinsik
(cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam,
kematian orang yang di cintai, kegoncangan ekonomi,penganguran,perselingkuhan
dll).
b) konflik
Timbul karena tidak bisa memilih
antara dua atau lebih macam-macam keinginan, kebutuhan atau tujuan. Bentukkan
nya approach-approach conflict,approach-avoidance conflict, avoidance-avoidance
conflict.
c) tekanan
timbul sebagai akibat tekanan
hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu.
d) krisis
krisis yaitu keadaan yang
mendadak,yang menimbulkan stress pada individu, misalnya kematian orang yang
disayangi, kecelakaan dan penyakit yang harus segera di oprasi. Keadaan stress
dapat terjadi beberapa sebab sekaligus, misalnya frustasi, konflik dan tekanan.
1.3.Sumber Stres
Sumber stress dapat berasal dari
dalam tubuh dan diluar tubuh, sumber stress dapat berupa biologik/psikosiologi,
kimia, psikologok, sosial spiritual.
a) Stresor
biologik dapat berupa : mokroba, bakteri, virus dan jasad renik lainnya, hewan,
binatang, bermacam tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
b) Stresor
fisik dapat berupa : perubahan iklim, alam, suhu, cuaca, geografi, yang
mengikuti letak tempat tinggal, domisili, demografi, berupa jumlah anggota
dalam keluarga, nutrisi, radiasi, kepandatan penduduk, imigrasi dan kebisingan.
c) Stresor
kimia, dari dalam tubuh dapat berupa serum darah dan glukosa, sedangkan dari luar
tubuh dapat berupa obat pengobatan, pemakaian alkohol, pencemaran lingkungan,
bahan kosmetik dan bahan pengawet.
d) Stresor
sosial psikologi, yaitu labelling dan prasangka, ketidak kepuasan terhadap diri
sendiri, kekejaman, konplik peran, percaya diri yang rendah, perubahan ekonomi,
emosi yang negative, dan kehamilan.
e) Stresor
spiritual yaitu adanya persepsi negative terhadap nilai-nilai ke- Tuhanan.
Stressor menurut Esperanza (1997) Fundamental of nursing practice a
nursing poscess approach :
a) Perubahan
patotogi dari penyebab penyakit atau suatu injuri.
b) Troma
(injuri, luka bakar, serangan, elektrik, shok).
c) Tidak
adekuatnya makanan, kehangatan, dan pencegahan.
d) Tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar (kelaparan, gangguan sexk sual).
e) Program
trapi (diet, trapi fisik, spikotrapi).
f) Kekacoan
hubungan sosial dan keluarga.
g) Komplik
sosial dan budanya.
h) Prubahan
spisiologi yang normal (puberitas, mentuasi, kehamilan dan menaupouse)
i)
Situasi positif dari pristiwa kehidupan.
(Rasmus, 2004)
Ada beberapa tanda bahaya yang
menujukan kerja destruktif dari stress.Tanda-tanda ini bersifat fisiologis dan
psikologis. Penyakit psikologis, meskipun senyata dan sedestruktif penyakit
fisik, bias lebih sulit dideteksi dan disembuhkan. Ada pelbagi penyakit emosional
dan psikologis yang ditimbulkan oleh stres, dari yang ringan sampai yang
meningkat, dari yang sementara sampai yang kronis.Serangannya bias
pelahan-lahan atau mendadak.Penyakit-penyakit ini dapat dipicu oleh sebab
biologis dan sebab psikologis.Ini merupakan sebuah topic besar, dan saya disini
hanya menyebutkan beberapa tanda yang mengindikasikan berjangkitnya stress.
Keletihan yang tak diketahui sebab-musababnya.
a) Gangguan
makan, seperti kehilangan nafsu makan atau makanan berlebihan.
b) Gangguan
tidur, seperti tak bias tidur, tidur tapi sebentar bentar bangun, dan mimpi
buruk berulang.
c) Keluarnya
air mata tanpa bias dikendalikan.
d) Pikiran
untuk bunuh diri.
e) Hilangnya
ketertarikan pada hal-hal semisal berpenampilan rapi dan aktifitas-aktifitas
sosial.
f) Tak
bias berkonsentrasi.
g) Sering
merasa mengerut ketika demam dan terkenak infeksi.
h) Tegang
atau sakit kepala yang tak diketahui sebab-musababnya.
i)
Minum alkohol secara berlebihan atau merasa
panic.
j)
Lekas marah atau mudah terprovokasi.
k) Selalu
ingin melakukan sesuatu yang radikal.
Peristiwa-peristiwa atau keadaan-keadaan yang menimbulkan stres disebut
stressor. Ada empat macam stressor yaitu :
a) Stressor
episodik. Kecelakan yang belum lama terjadi dan perselisihan dengan orang lain
adalah contoh peristiwa yang memicu stress sekali waktu.
b) Sekues
stressor. Perceraian, kehilangan pekerjaan, dan kematian tercinta adalah
peristiwa-peristiwa yang memicu stress yang bertahan lebih lama.
c) Stressor
periodik. Periksa secara periodic ke dokter gigi, sakit pinggang yang sesakali
terasa, dan sering berpergian karena tuntutan kerja merupakan contohnya.
d) Stressor
kronis. Penyakit permanen, masalah-masalah suami isteri yang berlarut-larut,
dan ketak mampuan menyelesaikan persoalan keuangan adalah pemantik stress yang
bertahan sangat lama. (Khavari. A, 2006)
1.5. Tahapan Stres
1.5.1. Stres Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan
stress yang paling ringan, dan biasanya di sertai dengan perasaa-perasaan
sebagai berikut :
a) Semangat
bekerja besar, berlebihan (over acting)
b) Penglihatan
“tajam” tidak sebagaimana biasanya
c) Merasa
mapu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa di sadari
cadangan energy dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan pula
d) Merasa
senag dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, namun tanpa di
sadari cadangan energy semakin menipis.
1.5.2. Stres Tahap II
Dalam tahapan ini dampak stress
yang semula “menyenangkan” sebagaimana yang di uraikan pada tahap I di atas
mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang di sebabkan karena cadangan
energy tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat.Keluhan-keluhan
yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stress tahap II adalah
sebagai berikut :
a) Merasa
letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.
b) Merasa
mudah lelah sesudah makan siang
c) Lekas
merasa capai menjelang sore hari
d) Sering
mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort)
e) Detakan
jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
f) Otot-otot
punggung dan tengkuk terasa tegang
g) Tidak
bias santai
1.5.3. Stres Tahap III
Bila seseorang itu tetap memaksakan
diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana di
uraikan pada stress tahap II tersebut diatas, maka yang bersangkutan akan
menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu yaitu :
a) Gangguan
lambung dan usus semakin nyata, misalnya keluhan “maag” (gastritis), buang air
besar tidak teratur (diare).
b) Ketegangan
otot-otot semakin terasa
c) Perasaan
ketidak tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat
d) Ganguan
pola tidur (insomnia) misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia),
atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau
bangun terlalu pagi/dini hari tidak dapat kembali tidur (lae insomnia)
e) Koordinasi
tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan)
1.5.4. Stres tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu
memeriksakan diri ke dokter sehubungan dengan keluhan-keluhan stress tahap III
diatas, oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan
kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya.Maka gejala stress tahap IV akan
muncul :
1) Untuk
bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit
2) Aktivitas
pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudan di selesaikan menjadi membosankan
dan terasa lebih sulit
3) Yang
semula tanggapan terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons
secara memadai (adequate) :
a)
Ketidak mampuan untuk melaksanakan kegiatan
rutin sehari-hari
b)
Gangguan pola tidur di sertai dengan mimpi-mimpi
yang menyenagkan
c)
Sering kali menolak ajakan (negativism) karena
tiada semangat dan kegairahan
d)
Daya konsentrasi dan daya ingat menurun
e)
Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang
tidak dapat di jelaskan apa penyebabnya
1.5.5. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka
seseorang itu akan jatuh dalam stress tahap V yang di tandai dengan hal-hal
berikut :
a) Kelelahan
fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and psychological exhaustion)
b) Ketidakmampuan
untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana
c) Gangguan
system pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder)
d) Timbul
perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah binggung dan
panic
1.5.6. Stres Tahap VI
Tahap ini merupakan tahap
klimaks, seseorang mengalami serangan panic (panic attack) dan perasaan takut
mati tidak jarang orang yang mengalami stress tahap IV ini berulang kali di
bawa ke UGD bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya di pulangkan karena tidak di
temukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stress tahap VI ini adalah sebagai
berikut :
a)
Debar jantung teramat keras
b)
Susah bernafas (sesak dan megap-megap)
c)
Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan
keringat bercucuran
d)
Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
e)
Pingsan atau kolaps (collaps). (Dadang, 2004)
1.6. Reaksi Tubuh Terhadap
Stres
Sebagaimana telah disebutkan
dimuka bahwa yang dimaksud dengan stress adalah reaksi atau respon tubuh
terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Kecuali
gejala-gejala tahapan stress maupun perubahan perilaku yang telah di uraikan di
muka, maka seseorang yang mengalami stress dapat pula di lihat atupun di
rasakan dari perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya misalnya antara
lain:
a)
Rambut
Warna rambut yang semula hitam pekat, lambat laun
mengalami perubahan warna menjadi kecoklat-coklatan serta kusam.
b)
Mata
Ketajaman mata sering kali terganggu misalnya kalau
membaca tidak jelas karena kabur
c)
Telinga
Pendengaran sering kali terganggu dengan suara
berdenging (tinitus)
d)
Daya pikir
Kemampuan berfikir dan mengingat serta konsentrasi
menurun.Orang menjadi pelupa dan sering kali mengeluh sakit kepala atau pusing.
e)
Ekspresi wajah
Wajah seseorang yang stress Nampak tegang, dahi
berkerut, mimic Nampak serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk
senyum/tertawa dan kulit muka kedutan (tin facialis)
f)
Mulut
Mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering
minum. Selain daripada itu pada tenggorokan seolah-olah ada ganjalan sehingga
ia sukar menelan, hal ini di sebabkan karena otot-otot lingkar di tenggorokan
mengalami spasme (muscle cramps) sehingga serasa “tercekik”
g)
Kulit
Pada orang yang mengalami stress reaksi kulit
bermacam-macam pada kulit dari sebahagian tubuh terasa panas atau dingin atau
keringat berlebihan.
h)
Sistem pernafasan
Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stress
dapat terganggu misalnya nafas terasa berat dan sesak di sebabkan terjadi penyempita
pada saluran pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan dan otot rongga dada
i)
System Kardiovasculer
Sistem jantung dan pembuluh darah atau kardiovasculer
dapat terganggu faalnya karena stress
j)
Sistem pencernaan
Orang yang mengalami stress sering kali mengalami
gangguan pada system pencernaannya.Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual
dan pedih.
k)
Sistem perkemihan
Orang yang sedang menderita stress faal perkemihan
(air seni ) dapat juga terganggu.Yang sering di keluhkan orang adalah frekuensi
untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya messkipun ia bukan penderita
kencing manis (diabetes mellitus)
l)
Sistem otot dan tulang
Stress dapat pula menjelma dalam bentuk
keluhan-keluhan pada otot dan tulang (musculosceletal). Yang bersangkutan
sering mengeluh otot terasa sakit (keju) seperti di tusuk-tusuk, pegal dan
tegang
m)
Sistem Endokrin
Gangguan pada system endokrin (hormonal) pada mereka
yang mengalami stress adalah kadar gula yang meninggi, dan bila hal ini
berkepanjangan bias mengakibatkan penyakit kencing manis (diabetes mellitus)
n)
Libido
Kegairahan seseorang di bidang seksual dapat pula
terpengaruh karena stress. (Dadang, 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar