KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang dengan
karunianya, Telah memungkinkan penyusun menyelesaikan makalahnya sebagai salah
satu tugas etika keperawatan dan agar dapat di manfaatkan oleh para pembaca.
Hanya dengan kekuatan dan kesabaran yang dilimpahkannya, makalah ini dapat
diselesaikan.
Dan mudah-mudahan dengan adanya makalah ini para pembaca dapat memahami mengenai konsep komunikasi dalam dunioa keperawatan.
Dan mudah-mudahan dengan adanya makalah ini para pembaca dapat memahami mengenai konsep komunikasi dalam dunioa keperawatan.
Akhir kata “ Tiada Gading yang Tak Retak
“,demikian kata orang bijak, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
senantiasa kami nantikan dalam perbaikan pembuatan makalah kami selanjutnya.
Cirebon, 08 maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum…………………………………………….............. 1
2. Tujuan Khusus…………………………………………................. 1
BAB II PROSES KEPERAWATAN DAN KOMUNIKASI
A. Nilai Secara Umum……………………………………………… 2
1. Nilai merupakan suatu ciri …………………………………......... 2
2. Nilai- Nilai yang Sangat Diperlukan Oleh Perawat………............ 2
3. Metode Mempelajari Nilai-Nilai……………………………......... 3
4. Keyakinan…………………………………………………........... 3
5. Sikap………………………………………………………........... 3
6. Mempertimbangkan dengan hati nurani…………………............. 4
B. Nilai Moral………………………………………………............. 4
C. Norma Moral…………………………………………….............. 6
BAB III PENUTUP………………………………………………… 7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 8
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Nilai-nilai
(valves) merupakan hak-hak manusia dan pertimbangan etis yang mengatur prilaku
seseorang. Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah-langkah
yang seharusnya di lakukan karena merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam
dan diperoleh seseorang sejak kecil. Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan
pendidikan yanng dewasa ini mendapat perhatian khusu, terutama bagi perawat
karena perkembangan peran perawat menjadikan mereka menjadi lebih menytadari
nilai dan hak orang lain serta dirinya sendiri.
Klasifikasi
nilai-nilai adalah suatu proses, dimana orang atau seseorang dapat
menggunakannya untuk mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri. Seorang
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan, selain menggunakan ilmu keperawatan
yang mereka miliki, juga diperkuat oleh nilai yanmg ada pada diri mereka.
Sehingga perawat dapatmembantu pasien untuk mendapatkan pola tindakan yang
didasarkan pada nilai-nilai yang ada pada mereka.
B. Tujuan:
1. Tujuan umum dibuatnya makalah ini
adalah untu memenuhi persyaratan nilai mata kuliahetika keperawatan
2. Tujuan
Khusus
a. agar mahasiswa mengetahui mengenai moral
b. agar mahasiswa mengetahui mengenai nilai moral
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nilai Secara Umum
A. Nilai Secara Umum
Ada beberapa pengertian tentang nilai, yitu sebagai berikut:
1. Nilai
adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh
seseorang sesuai denagn tututan hati nuraninya (pengertian secara umum)
2. Nilai
adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang
kebenaran, keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau prilaku
yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan
seseorang (simon,1973).
3. Nilai
adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau
keinginan mengenai ide-ide, objek, atau prilaku khusu (Znowski, 1974)
Nilai merupakan suatu ciri, yaitu sebagai
berikut:
1.
Nilai-nilai membentuk dasar prilaku seseorang
2.
Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola prilaku yang
konsisten.
3.
Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi prilaku seseorang.
4. Nilai-nilai
merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang secara
intelektual
diyakinkan tentang sutu nilai serta memegang teguh dan mempertahan kannya.
1
Untuk praktik sebagai perawat profesional, diperlukan
nilai-nilai yang sesuai dengan kode etik profesi, antara lain dengan:
1.
Menghargai martabat individu tanpa prasangka.
2.
Melindungi seseorang dalam hal privasi
3.
Bertanggung jawab untuk segala tindakannya
Seorang perawat yang menghargai hak privasi pasien akan menerapkan kepada pasien, sebagai berikut:
1. Menutup area
untuk mandi dan pengobatan
2. Menutup
pasien untuk prisedur tertentu
3.
Menyediakan tempat konsultasi bagi pasien dcengan pemuka agama atau anggota
keluyarga
yang sedang sedih
2
Nilai- Nilai yang Sangat Diperlukan Oleh Perawat
1. Kejujuran
2. Lemah
Lembut
3. Ketepatan
setiap tindakan
4.
Menghargai orang lain
2
3
Metode Mempelajari Nilai-Nilai
Menurut teori klasifikasai nilai-nilai,
keyakinan atau sikap dapat menjadi suatu nilai apabila keyakinan tersebut
memenuhi tujuh kriteria sebagai berikut:
1.
Menjunjung dan menghargai keyakkina dan rilaku seseorang
2.
Menegaskan didepan umum , apabila cocok
3. Memilih
dari berbagai alyernatif
4. Memilih
setelah mempertimbangkan konsekuensinya
5. Memilih
secara bebas
6. Bertindak
7. bertindak
denngan pola konsisten
4
Keyakinan
Ada beberapa
pengertian tentang keyakinan, yaitu sebagi berikut:
1. Keyakinan
adalah sesuatu yang diterima sebagai kebenaran melalui pertimbangan dan
kemungkinan, tidak berdasarkan kenyataan
2. Keyakinan
merupakan pengorganisasian konsep kogniti, misalnya individu memegang keyakinan
yang dapat dibuktikan melalui kejadian yang dapat dipercaya
3. tradisi
rakyat atau keluarga merupakan keyakinan yng berjalan dari satu generasi ke
generasi yang lain
5
Sikap
Sikap adalh
suasana perasaan atau sifat, dimana prilaku yang ditujukan kepada orang,
objek,
kondisi atau situasi, baik secaa tradisional maupun nulai atau keyakinan. Sikap
dapat
diajarkan melalui cara:
1.
Memberi contoh, teladan atau model peran Setiap
individu belajar dari seperangkat contoh melaui prilaku orang lain yang
diterimanya,
2.
Membujuk atau meyakinkan
Membujuk atau meyakinkan seseorang mempunyi dasar
kognitf. Hal ini tidak terkait dengan aspek emosional dari prilaku seseorang.
3.
Mengajarkan melalui budaya
Budaya dan agama mempengaruhi prilaku seseorang tanpa
pilihan. Setiap individu dapat menerima keyakinan tersebut
4.
pilihan terbatas
Prilaku seseorang dikontrol dengan membatasi pilihan
seseorang dengan tidak mempunyai pilihan secara bebas
5.
Menetapkan melalui peraturan-peraturan Ketentuan dan
peraturan yang digunakan untuk mengontrol prilaku seseorang adalah sebagai berikut:
1. Prilaku yang dipelajari biasanya
dapat diterima secara sosial dan diterapkan dalam situasi yang sama dengan waktu yang akan
datang
2. Berprilaku dalam cara tertentu
karena takut diberi sanksi, sehingga tidak mempertimbangkan nilai benar atau
salah
3. Menggunakan nilai untuk
mengarahkan prilakunya, berarti dapat membedakan baik dan buru, benar atau
salah
3
6.
mempertimbangkan dengan hati nurani
Orang sering mempelajari seperangkat norma prilaku
yang dianggap benar. Kegagalan untuk Mengikuti norma ( hati nurani ) dapat mengakibatkan
perasaan bersalah
PENGEMBANGAN DAN TRANSMISI
NILAI-NILAI
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain:
1. Model atau contoh, dimana
individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi
perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana
dia bergaul;
2. Moralitas
diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja
dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan
nilai-nilai yang berbeda;
3. Sesuka
hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat
tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih
serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri.
Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya
bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal
bagi individu tersebut;
4.
Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan
penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat
sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik;
5. Tanggung
jawab untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai
tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya
dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan
sistem nilai dirinya sendiri.
B. Nilai Moral
Nilai moral
tidak terpisah dari nilai-nilai jenis lainnya. Setiap nilai dapat memperoleh
suatu “bobot moral”, bola diikutsertakan dalam tingkah laku moral. Kejujuran
misalnya, merupakan suatu nilai moral, tetapi kejujuran itu sendiri kosong bila
tidak diterapkan pada nilai lain, seperti umpamanya nilai ekonomis, Walaupun
nilai moral biasanya menumpang pada nilai- nilai lain, namun ia tampak seperti
sebuah nilai baru, bahkan sebagai nilai yang paling tinggi. Nilai moral memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berakaitan dengan tanggung jawab kita
Nilai moral
berkaitan dengan pribadi manusia. Yang khusus menandai nilai moral adalah bahwa
nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai
moral mengakibatkan bahwa seseotang bersalah atau tidak bersalah, karena ia
bertanggung jawab. Suatu nilai moral hanya dapat diwujudkan dalam
perbuatan-perbuatan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang yang
bersangkutan
4
2. Berkaitan
dengan hati nurani
Semua nilai
minta untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu mengandung semacam undangan
atau imbauan. Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilia ini
menimbulkan “suara” dari hati nurani yang menuduh kita bila mita meremehkan
atau menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilia-nilia
moral.
3. Mewajibkan
3. Mewajibkan
Berhubungan
erat dengan ciri bahwa nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolut dan
dengan tidak bisa ditawar-tawar. Dalam nilai moral terkandung suatu imperatif
kategoris, Sedangkan nilai-nilai lainnya hanya berkaitan dengan imperatif
hipotesis. Artinya, kalu kita ingin merealisasikan nili-nilai lain kita harus
menempuh jalan tertentu.
4. Bersifat formal
4. Bersifat formal
Nilai moral
tidak merupakan sutau jenis nilai yang bisa ditempatkan begitu saja disamping
nilai-nilai jenis lainnya. Nilai-nilai moral tidak membentuk suatu kawasan
khusus yang terpisah dari nilai-nilai lain. Nilai-nilia moral tidak memiliki
“isi” tersendiri, terpisah dari nilai-nilai lain. Tidak ada nilai-nilai moral
yang “murni”, terlepas dari nilai-nilai lain. Hal itulah yamg kita maksudakan
dengan mengatakan bahwa nilai moral bersifat formal.
C. Norma Moral
C. Norma Moral
Dalam bahasa
latin arti yang pertama adalah Carpenters square: siku-siku yang dipakai tukang
kayu untuk mengcek apakah benda yang dikerjakan sungguh-sungguh lurus.
Asal-usul ini membantu kita untuk mengerti maksudnya. Dengan norma kita
maksudkan aturan atau kaidah yang kita pakai sebagai tolak ukur untuk mengukur
sesuatu. Ada tiga macam norma umum, yaitu norma kesopanan atau etiket, norma
hukum dan norma moral. Etiket misalnya benar-benar mengandung norma yang
mengatakan apa yang harus kita lakukan. Norma hukum juga merupakan norma
penting yang menjadi kenyataan dalam setiap masyarakat. Norma moral menentukan
apakah prilaku kita baik atau buruk dari sudut etis. Karena itu norma moral
merupakan norma tertinggi, yang tidak bisa ditaklukan pada norma lain.
Masalah-masalah
yang biasa disebut “relativisme moral’
1. Relativisme moral tidak Tahan uji
Norma-norma
moral tidak pernah mengawang-awang diudara, tapi tercantum dalam suatu sistem
etis yang menjadi bagian suatu kebudayaan. Dengan relativisme moral dimaksudkan
pendapat bahwa moralitas sama saja dengan adat kebiasaan, sehingga suatu etika
tidak lebih baik daripada etika lain. Relativisme moral tidak tahan uji, jika
diperiksa secara kritis. Kritik ini bisa dijalankan dengan memperlihatkan
konsekuensi-konsekuensi yang mustahil.
2. Norma moral bersifat obyektif dan universal
Norma moral
pada dasarnya absolut, maka mudah diterima juga bahwa norma itu bersifat
obyektif dan universal
a.
Obyektifitas norma moral
b.
Universalitas Norma Moral
5
3. Menguji
norma moral
Tes yang
paling penting yang kita miliki untuk menguji benar tidaknya norma moral adalah
generalisasi norma. Norma moral adalah benar jik bisa digeneralisasikan dan
tidak benar jika tidak bisa digeneralisasikan. Menggeneralisasikan norma
berarti memperlihatkan bahwa norma itu berlaku untuk semua orang. Bila bisa
ditujukan bahwa suatu norma bersifat umum, maka norma itu sah sebagai norma
moral.
4. Norma dasar terpenting: Martabat manusia
Dalam
mengusahakan refleksi tentang martabat manusia ini sekali lagi kita mengikuti
filsuf jerman, Imanuel Kant. Menurut kant, kita harus menghargai martabta
manusia, karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang merupakan tujuan pada
dirinya. Benda jasmani kita gunakan untuk tujuan-tujuan kita.
6
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan .
Dan setiap perawat harus mampu untuk memahami nilai moral agar dalam bertindak tidak salah
KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan .
Dan setiap perawat harus mampu untuk memahami nilai moral agar dalam bertindak tidak salah
7
DAFTAR PUSTAKA
Anomin, Konsep
Tentang Citra Keperawatan Dalam Memberi PelayananKesehatan, Nuansa Aulia,
Bandung, 2006 C.S.T Kansil, Konsep Role Model Dalam Pasien, Jakarta, Pradnya
Paramita,2003, cet.2,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar